Rabu, 13 Juni 2012
Senin, 11 Juni 2012
Labu Raksasa
Labu Raksasa ini produksi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.
Waluh (Cucurbita) mencakup sekelompok tumbuhan merambat anggota suku labu-labuan (Cucurbitaceae) penghasil buah konsumsi
Waluh (Cucurbita) mencakup sekelompok tumbuhan merambat anggota suku labu-labuan (Cucurbitaceae) penghasil buah konsumsi berukuran besar bernama sama. Tumbuhan ini berasal dari benua Amerika, tetapi sekarang menyebar di banyak tempat yang memiliki iklim hangat.
Waluh mencakup beberapa spesies anggota genus Cucurbita, yaitu C. argyrosperma, C. maxima, C. moschata, dan C. pepo. Dalam beberapa pengertian setempat di Indonesia, waluh disebut sebagai "labu" saja, meskipun sebenarnya labu mencakup kelompok tanaman yang lebih luas, seperti labu air, labu ular, labu siam, dan beligo. Waluh dibedakan dari labu lainnya karena buahnya dimakan yang telah masak (biasanya berwarna jingga), berukuran relatif besar, berbentuk bulat sampai bulat telur dengan lekukan daun buah yang tampak jelas, dan berkulit keras. Pengertian waluh agak bermiripan dengan gabungan pumpkin dan beberapa squash dalam bahasa Inggris.
Buah waluh berwarna oranye karena mengandung beta-karotena (salah satu provitamin A dan juga sebagai antioksidan). Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang mirip bintang, berbiji besar dan berwarna coklat atau putih. Daging buahnya renyah, rasanya manis dan sedikit asam. Daun muda waluh juga dapat dibuat sebagai sayur.
Buah waluh besar
|
||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
||||||||||||
Spesies | ||||||||||||
C. argyrosperma C. maxima C. moschata C. pepo WALUH |
Waluh (Cucurbita) mencakup sekelompok tumbuhan merambat anggota suku labu-labuan (Cucurbitaceae) penghasil buah konsumsi berukuran besar bernama sama. Tumbuhan ini berasal dari benua Amerika, tetapi sekarang menyebar di banyak tempat yang memiliki iklim hangat.
Waluh mencakup beberapa spesies anggota genus Cucurbita, yaitu C. argyrosperma, C. maxima, C. moschata, dan C. pepo. Dalam beberapa pengertian setempat di Indonesia, waluh disebut sebagai "labu" saja, meskipun sebenarnya labu mencakup kelompok tanaman yang lebih luas, seperti labu air, labu ular, labu siam, dan beligo. Waluh dibedakan dari labu lainnya karena buahnya dimakan yang telah masak (biasanya berwarna jingga), berukuran relatif besar, berbentuk bulat sampai bulat telur dengan lekukan daun buah yang tampak jelas, dan berkulit keras. Pengertian waluh agak bermiripan dengan gabungan pumpkin dan beberapa squash dalam bahasa Inggris.
Buah waluh berwarna oranye karena mengandung beta-karotena (salah satu provitamin A dan juga sebagai antioksidan). Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang mirip bintang, berbiji besar dan berwarna coklat atau putih. Daging buahnya renyah, rasanya manis dan sedikit asam. Daun muda waluh juga dapat dibuat sebagai sayur.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Peristilahan dan ciri khas
Waluh didatangkan ke Indonesia dari benua Amerika diperkirakan pada abad ke-19 oleh pemerintah kolonial, meskipun ada kemungkinan sebelumnya juga sudah diperkenalkan secara perorangan. Jenis yang tumbuh di Indonesia kebanyakan adalah C. moschata dan C. pepo. Jenis-jenis ini biasanya dibedakan dari buahnya.[sunting] Cucurbita pepo
Buah C. pepo biasanya relatif kecil dibandingkan dengan lainnya, dengan tangkai buah agak membesar di bagian perbatasan dengan buah, agak bersudut (berjumlah lima), dan tidak "tenggelam" ke dalam buah. Warna buahnya dapat hijau atau kuning, tidak selalu jingga. Zucchini termasuk dalam C. pepo dan baru diperkenalkan belakangan ke Indonesia, pada tahun 1980-an sebagai sayuran eksotik. Di Amerika Serikat, C. pepo dianggap sebagai pumpkin sejati dan mencakup[sunting] Cucurbita moschata
Buah C. moschata berukuran besar, keras kulitnya, cenderung berbentuk lonjong. Daging buahnya lunak dengan rasa mulai dari tawar sampai manis. Tangkai buah keras, bersudut, membesar di bagian dekat buah, dan "tenggelam" ke dalam buah. C. moschata mencakup kebanyakan waluh yang dikenal orang.[sunting] Cucurbita maxima
C. maxima mencakup banyak waluh berukuran besar sampai raksasa. Meskipun demikian, tumbuhan ini relatif kurang tahan kering dan panas dibandingkan jenis waluh lainnya. Batangnya lunak dan tangkai buahnya tidak membentuk sudut, tidak membesar di bagian dekat buah, dan sangat tenggelam.Walabi-kelinci timur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?Wallabi-Kelinci Timur | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Status konservasi | ||||||||||||||
Punah (1889)
|
||||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||
|
||||||||||||||
Nama binomial | ||||||||||||||
Lagorchestes leporides (Gould, 1841) |
Binatang ini dulu merupakan spesies yang umum, namun mungkin bersaing dengan sapi atau domba. Bisa juga ia terkena dampak buruk pola terbakarnya ladang yang berubah atau karena penyebaran kucing. Catatan terakhir melaporkan adanya spesies betina yang ditangkap oleh Mr. Bennett pada bulan Agustus 1889.
Kelinci amami
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kelinci Amami)
?Kelinci Amami[1] | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Status konservasi | ||||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||
|
||||||||||||||
Nama binomial | ||||||||||||||
Pentalagus furnessi (Stone, 1900) |
Kelinci Amami kini merupakan spesies terancam karena perburuan yang akhirnya berakhir ketika Jepang memberikan perlindungan legal kelinci tahun 1921, tetapi kelinci ini juga meninggal karena ditebangny hutan dan dibunuh oleh anjing, kucing dan binatang lain yang dibawa manusia. Mongoose yang dilepas oleh penduduk untuk membunuh ular beracun juga membunuh jumlah besar kelinci Amami. Penebangan pohon sangat melukai kelinci Amami, terutama ketika mereka tidur selama siang hari, dan dapat dibunuh tanpa sempat melarikan diri.
Terwelu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?Terwelu | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||
|
Daftar isi |
Perbedaan terwelu dengan kelinci
Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci bebas. Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus). Perbedaan kelinci dan terwelu:- Kelinci biasanya memiliki lubang sebagai sarangnya, dimana mereka membesarkan anak-anaknya. Anak-anak kelinci biasanya terlahir tak berdaya, belum mampu melihat dan tak berbulu.
- Terwelu tidak bersarang di dalam lubang, melainkan hanya di atas hamparan rumput. Anak-anak terwelu lebih cepat mandiri, sejak lahir mereka telah memiliki bulu dan matanya pun terbuka. Ukuran terwelu biasanya lebih besar daripada kelinci, telinganya juga lebih panjang, serta memiliki bercak-bercak hitam pada bulunya. Kelinci telah lama dipelihara oleh manusia, sedangkan terwelu secara relatif masih hidup di alam bebas.
Klasifikasi
- Genus Lepus [2]
- Subgenus Macrotolagus
- Terwelu Antelop, Lepus alleni
- Subgenus Poecilolagus
- Terwelu Kaki Putih, Lepus americanus
- Subgenus Lepus
- Terwelu Arktika, Lepus arcticus
- Terwelu Alaska, Lepus othus
- Terwelu Gunung, Lepus timidus
- Subgenus Proeulagus
- Terwelu Ekor-hitam, Lepus californicus
- Terwelu Sisi-putih, Lepus callotis
- Terwelu Tanjung, Lepus capensis
- Terwelu Tehuantepec, Lepus flavigularis
- Terwelu Hitam, Lepus insularis
- Terwelu Semak, Lepus saxatilis
- Terwelu Gurun, Lepus tibetanus
- Terwelu Tolai, Lepus tolai
- Subgenus Eulagos
- Terwelu Sapu, Lepus castroviejoi
- Terwelu Yunnan, Lepus comus
- Terwelu Korea, Lepus coreanus
- Terwelu Korsika, Lepus corsicanus
- Terwelu Eropa, Lepus europaeus
- Terwelu Granada, Lepus granatensis
- Terwelu Manchuria, Lepus mandschuricus
- Terwelu Wol, Lepus oiostolus
- Terwelu tanah Tinggi Ethiopia, Lepus starcki
- Terwelu Ekor Putih, Lepus townsendii
- Subgenus Sabanalagus
- Terwelu Ethiopia, Lepus fagani
- Terwelu Sabana Afrika, Lepus microtis
- Subgenus Indolagus
- Terwelu Hainan, Lepus hainanus
- Terwelu India, Lepus nigricollis
- Terwelu Burma, Lepus peguensis
- Subgenus Sinolagus
- Terwelu China, Lepus sinensis
- Subgenus Tarimolagus
- Terwelu Yarkand, Lepus yarkandensis
- Subgenus incertae sedis
- Terwelu Jepang, Lepus brachyurus
- Terwelu Abyssinia, Lepus habessinicus
- Subgenus Macrotolagus
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu).[1] Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje
yang berarti "anak kelinci". Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Nusantara mula mengenali kelinci saat masa kolonial, padahal di Pulau Sumatera ada satu spesies asli kelinci sumatera ( Nesolagus netscheri ) yang baru ditemukan pada tahun 1972.
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.
Di Indonesia banyak terdapat kelinci lokal, yakni jenis Kelinci jawa (Lepus negricollis) dan Kelinci Sumatera (Nesolagus netseherischlgel). Kelinci jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg. Sedangkan Kelinci sumatera, merupakan satu-satunya ras kelinci yang asli Indonesia.[2] Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatera. Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus).
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.
Daftar isi |
Jenis
Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci bebas. Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus).Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.
Di Indonesia banyak terdapat kelinci lokal, yakni jenis Kelinci jawa (Lepus negricollis) dan Kelinci Sumatera (Nesolagus netseherischlgel). Kelinci jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg. Sedangkan Kelinci sumatera, merupakan satu-satunya ras kelinci yang asli Indonesia.[2] Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatera. Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus).
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.
Data biologis
- Masa hidup: 5 - 10 tahun
- Masa produksi: 1 - 3 tahun
- Masa bunting : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)
- Masa penyapihan : 6-8 minggu
- Umur dewasa: 4-10 bulan
- Umur dikawinkan: 6-12 bulan
- Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1 minggu setelah anak disapih.[rujukan?]
- Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting
- Siklus berahi: Sekitar 2 minggu
- Periode estrus : 11 - 15 hari
- Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian)
- Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin
- Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)
- Volume darah: 40 ml/kg berat badan
- Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin, dan faktor pemeliharaan.[rujukan?]
Kelinci di Indonesia
Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke tanah Jawa oleh orang-orang dari Belanda pada tahun 1835. Waktu itu, kelinci sudah jadi ternak hias. Di Indonesia, peternakan kelinci dibagi dua yaitu peternakan daging dan hias.- Masa hidup: 5 - 10 tahun
- Masa produksi: 1 - 3 tahun
- Masa bunting : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)
- Masa penyapihan : 6-8 minggu
- Umur dewasa: 4-10 bulan
- Umur dikawinkan: 6-12 bulan
- Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1 minggu setelah Anak disapih.[rujukan?]
- Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting
- Siklus berahi: Sekitar 2 minggu
- Periode estrus : 11 - 15 hari
- Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian)
- Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin
- Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)
- Volume darah: 40 ml/kg berat badan
- Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin, dan faktor pemeliharaan.
Langganan:
Postingan (Atom)